Sebanyak
tiga kader teridentifikasi melakukan pengkhiantan terhadap Partai Golkar versi
Musyawarah Nasional (Munas) di Ancol Jakarta. Karena itu sang ketua DPD Golkar
Kaltim mengaku, telah mengusulkan ketiga kader itu ke DPP untuk dipecat dari
keanggotaannya. Mereka adalah, dua kader merupakan pengusaha dari Kota
Samarinda, satunya lagi kader dari DPD Golkar Kota Bontang.
“Kan
sudah jelas bahwa kader Golkar yang ikut dalam Munas Ancol akan diberhentikan
dan dari Kaltim ada beberapa kader aktif yang hadir dalam Munas Ancol, satu
dari Bontang dan dua dari Samarinda. Dari Samarinda yang jelas bukan anggota
dewan (DPRD),” kata Wakil Gubernur Kaltim ini.
Menurutnya,
ketiga kader berkhianat itu sudah dikonfirmasikan dan mengakui kehadiran
tersebut. "Sekali lagi saya katakan dari awal, siapa yang berkhianat ya
dipecat. Jadi tunggu saja proses selanjutnya," ujarnya dengan tegas.
Selain
itu, lanjutnya, ada juga lima mantan kader Golkar di Kaltim yang ikut dalam
Munas Ancol tersebut. Kelima orang dimaksudkan mengaku-mengaku sebagai kader
aktif Golkar Kaltim, padahal kelimanya sudah dipecat sejak lama.
“Yang
aktif saja kita pecat apalagi yang sudah tidak aktif. Nah, mereka itu ketika ke
Munas Ancol, mereka menggunakan SK (Surat Keputusan, red) yang lama. Namanya
juga itu Munas tidak benar, ya yang hadir pasti kader-kader yang tidak benar
juga," ujarnya.
Mukmin
mengaku tetap berharap, dualisme yang terjadi di Kubu Golkar antara Munas Bali
dengan ketuanya Abu Rizal Bakri (ARB) dan Munas Ancol bisa selesai pada Januari
2015. Apalagi saat ini kedua kubu dalam tahapan pendekatan untuk berdamai.
Namun, DPD Golkar Kaltim sangat komitmen mendukung Munas Bali dan tidak akan
menjadi pengkhianat.
"Dari
dulu sampai sekarang, saya secara pribadi tidak senang dengan adanya dualisme,
dan Golkar sebenarnya tidak mengenal dualisme itu. Makanya bisa dilihat sendiri
yang mana benar dan mana yang salah, meskipun Kementerian Hukum dan HAM
memutuskan keduanya adalah sah di mata hukum. Tapi Kaltim tetap akan komitmen
terhadap Munas Bali, karena jelas dan sesuai dengan AD/ART Partai,"
terangnya.
Bagaimana
jika akhirnya Munas Ancol lah yang mendapat pengakuan? Mukmin menegaskan, itu
adalah risiko berpolitik dan dirinya tidak sama khawatir sama sekali. “Khawatir
nggak, emang saya tidak makan kalau
akhirnya saya tidak pada posisi benar. Itu kan risiko politik, tapi apa kita
dilakukan dan yakini pada posisi yang benar. Semua prosedur dilakukan benar,
Munas digelar di Bali tepat waktu, semua DPD I dan II hadir serta semua sesuai
petunjuk organiasi. Jadi sampai saat ini pun kami yakin kami adalah pada posisi
yang benar dan sah," akunya.
Ia
juga menepis bakal membentuk Golkar tandingan jika hal itu terwujud. Sebab, hal
itu menyalahi aturan partai.
“Kita
nggak suka yang seperti itu, tidak ada dalam aturan atuapun petunjuk organisasi
yang memperbolehkan kader Golkar berperilaku saling rebutan, kader golkar
mendukung tinggi loyalitas. Jika ada yang seperti itu, itu kader tercela dan
bukan kader Golkar namanya,” tandasnya mengakhiri. (KHAIDIR, SAMARINDA)
0 Komentar untuk "Sanksi Pecat Tiga Kader Pengkhianat"