Duet Syaharie
Jaang-Nusyirwan terancam pecah, terutama menjelang Pilwali Samarinda 2015.
Jaang santer disebutkan akan maju dengan minimal dukungan tiga parpol, yakni
Demokrat, PAN dan PKS. Sementara Nusyirwan digadang-gadang memakai perahu
Golkar.
DULU 2010 silam, Jaang
sempat kebingungan mencari figur pendampingnya untuk maju dalam Pilwali
Samarinda. Berbagai nama sempat mengemuka, namun akhirnya figur itu jatuh ke
tangan Nusyirwan Ismail.
Ketika itu Nusyirwan
masih menjabat kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD)
Kaltim. Figurnya sebagai ketua Kerukunan Keluarga Bubuhan Banjar Kaltim (KKBKT)
dan mantan calon Gubernur (Cagub) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim
2008, barangkali menjadi acuan Jaang menjatuhkan pilihan menjadikan Nusyirwan
sebagai teman duetnya.
Kemesraan pun terjalin.
Kendati waktu sosialisasi relatif singkat, pasangan calon yang memproklamirkan
nama Jaanur (Jaang-Nusyirwan) itu mampu meraup suara terbanyak. Gelaran Pilwali
Samarinda 2010 bahkan hanya digelar satu kali putaran karena Jaanur mampu
memperoleh suara di atas 30 persen. Kemesraan pasangan itu terus terjalin
hingga di pengujung masa bakti keduanya.
Namun kini tampaknya hal
itu sudah tak akan terulang lagi. Jaanur diinformasikan akan pecah kongsi,
takkan bersama-sama lagi mengarungi Pilwali tahun depan dikarenakan banyak hal.
Bahkan di lingkup pegawai
Pemkot Samarinda, isu perceraian dua petahana itu sudah sangat santer dan
menjadi bahan perbincangan. Untuk memilih siapa dari dua pimpinan mereka
tersebut, dua pegawai Pemkot Samarinda yang enggan dikorankan namanya mengaku
sama-sama belum memiliki pilihan apapun karena dirundung kebingungan.
"Bingung mau memilih
siapa. Dua-duanya bos. Lihat nantilah. Tapi yang jelas informasi mereka akan
berpisah di Pilwali tahun depan itu sudah bukan rahasia umum. Biarlah, saya
pikir itu menjadi ranah bos-bos di atas saja. Kami yang penting tetap bisa
bekerja," ujar pegawai itu dan diamini teman pegawai lainnya.
Entah siapa yang memulai
proses perceraian itu, namun Jaang yang kini menjabat ketua DPD Partai Demokrat
Samarinda dan sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) ketua DPD Demokrat Kaltim
disebut-sebut sudah mulai mengutak-atik pasangan lain selain Nusyirwan.
Jaang memang secara tegas
menyatakan diri akan mencalonkan kembali bahkan sudah melamar ke berbagai
partai politik (Parpol) lainnya guna mencari dukungan sehingga bisa mulus
memenangkan Pilwali 2015.
Cara melamar Parpol ke
sana kemari ditengarai kekhawatiran Jaang karena Nusyirwan sudah melakukan
manuver serupa jauh sebelumnya, yakni mengajukan lamaran ke berbagai Parpol.
Bahkan terbetik kabar
Nusyirwan telah mengajukan pensiun dini dari statusnya sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) demi mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Golkar.
Jaang ketika disambangi
ke rumah jabatannya mengatakan, sebenarnya ia masih sangat ingin berpasangan
dengan Nusyirwan. Namun dinilainya, Nusyirwan punya hak politik untuk
mengajukan diri "jalan sendiri" di Pilwali tahun depan.
"Kalau ditanyakan
secara pribadi, saya pasti masih sangat ingin bersama Pak Nusyirwan. Karena
perjalanan pemerintahan di Pemkot Samarinda selama kami berdua memimpin,
baik-baik saja. Silahkan lihat sendiri, porsi pembagian tugas kita
masing-masing berjalan baik. Tidak ada yang mengkhawatirkan. Tapi ya itu tadi,
itu adalah hak politik Pak Nusyirwan, saya harus menghargai dong," ujar
mantan wakil wali kota Samarinda dua periode di era Wali Kota Achmad Amins ini.
Dia pun mengakui, terus
melakukan komunikasi politik dengan hampir semua Parpol pemilik kursi di DPRD
Samarinda. Itu wajar dikarenakan politik itu membutuhkan komunikasi intens.
Jika apa yang
disebut-sebut di luaran menjadi kenyataan, Jaang dalam posisi aman untuk maju.
Sebab syarat minimal dapat dukungan minimal 20 persen dari 45 kursi di DPRD Samarinda
bisa dipenuhinya. Gabungan Demokrat, PAN dan PKS memiliki 12 kursi.
Seberapa yakin dapat
menang? Karena banyak kalangan menyebut, pada Pilwali 2010 posisi Nusyirwan
sangat signifikan dalam mendongkrak perolehan suara Jaanur. Soal ini Jaang hanya
mengatakan, semuanya diserahkan kepada kuasa Allah SWT. "Ini barangkali
bukan bicara keyakinan. Buat saya ingin membuat rakyat Samarinda sejahtera dan
ingin membangun Kota Samarinda itu adalah niat saya maju kembali ini. Jadi
tidak ada target apapun," tambahnya.
Pada kesempatan terpisah,
Nusyirwan justru tak mau berkomentar banyak soal keinginannya maju dalam
Pilwali. Juga soal minatnya menggunakan Partai Golkar sebagai perahu politik.
Golkar di Samarinda bisa mengusung calon tanpa bergabung dengan partai lain,
karena memiliki 9 kursi atau 20 persen dari keseluruhan kursi di DPRD
Samarinda.
Dia hanya mengatakan,
pernyataan politik mengenai Pilwali Samarinda tahun depan yang berkaitan dengan
dirinya akan disampaikannya awal tahun 2015. "Saya belum mau komentar soal
Pilwali. Tunggu saja awal tahun depan, baru saya mau buka-bukaan," ujarnya
singkat.
Meski Nusyirwan terkesan
hati-hati bicara, namun patut diketahui, Nusyirwan sebelumnya sudah
digadang-gadang oleh Partai Golkar menjadi kandidat calon wali kota. Untuk
mewujudkan dan memuluskan itu, Nusyirwan juga tercatat sebagai kader Golkar di
Samarinda.
"Ya saya belajar
politik. Tapi sebenarnya untuk melamar untuk Pilwali 2015, saya juga sudah
melakukannya ke Parpol lain," ungkap Nusyirwan beberapa waktu lalu. (Muhammad Khaidir)
0 Komentar untuk "Pecah Kongsi Jaang-Nusyirwan"