-->

Menggugat Ketidakadilan

Manusia Kawat Mau Diculik Israel

Masih ingat Noorsyaidah? Si manusia kawat yang oleh penyakit dideritanya, telah membuat heboh seantero dunia sejak 2008 lalu. Kini dia bermukim di Sangatta, Kutai Timur (Kutim) dan melakukan beberapa aktivitas sosial.

SENYUMNYA tetap mengembang kendati telah sekian lama tak bersua dengan dirinya. Terlihat ada sedikit perbedaan dibanding enam tahun lalu. Noorsyaidah kini setiap menemui tamunya selalu memakai jilbab. Kini dia bermukim di kawasan Kompleks Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi. Dia membuka usaha warungan kecil-kecilan bersama saudara angkatnya Lilis.

"Eh Mas Khaidir (Wartawan Gugat, Red). Alhamdulillah kita masih bisa ketemu ya. Gak nyangka ketemunya di Kutim. Apa kabar?" ujar Noor membuka pembicaraan.

"Alhamdulillah baik. Sekarang pakai jilbab ya," tanya Gugat. "Alhamdulillah, semenjak saya ikut Mama Dedeh (ustadzah, Red), seperti membuka hati saya untuk terus beribadah. Ya salah satunya memakai jilbab ini. Alhamdulillah sampai sekarang baik-baik saja," ujarnya kembali mengumbar senyum.

Dari cara berpakaiannya pun terlihat, kini dia tidak membungkuk lagi. Dan sangat santai menuturkan apapun. Jauh berbeda dengan dulu, dia harus membungkuk karena khawatir kain bajunya mengenai perutnya yang dipenuhi kawat-kawat. Sedikit saja terkena, maka dulu dia langsung meringis kesakitan.
"Ya itu, dengan Mama Dedeh itu seperti ada sugesti buat saya untuk menyembuhkan penyakit saya ini. Jujur saja sampai lima bulan saya ikut Mama Dedeh, sampai-sampai saya tidak diperbolehkan kembali ke Kutim ini lagi. Mungkin karena itu ya, jadi penyakit saya ini sepertinya sudah berkurang. Sekarang hanya tinggal di dalam perut saya saja, kalau yang di luar sudah tidak ada lagi, alhamdulillah," terangnya.
Dia kemudian menceritakan, sejak heboh pemberitaan 2008 lalu, berbagai kejadian dialaminya. Mulai dari berbagai kalangan yang simpatik terhadap dirinya hingga cemoohan dan tudingan kalau dirinya sengaja membuat kehebohan tersebut.
"Kalau soal orang simpatik, itu banyak sekali Mas. Sangat sulit disebutkan karena saking banyaknya. Begitupula dengan cemoohan dan tudingan macam-macam. Buat saya, ya silahkan saja. Saya ini orangnya apa adanya. Kalau orang itu menuding macam-macam, saya ya suruh saja datang ke sini, lihat saja langsung, apakah saya ini main-main atau sengaja," ujar perempuan yang mengenyam bangku kuliah di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda ini.

Pernah suatu kali, lanjutnya, seorang dokter spesialis di salah satu Rumah Sakit ternama di Jawa ingin melihat langsung penyakitnya itu. Asumsinya, sang dokter itu sedikit tidak percaya ada kawat logam menancap di perut seseorang, dan tetap bisa bertahan hidup sampai sekarang tanpa didera penyakit tetanus.

"Setelah melihat langsung, itu dokter yang semula berdiri langsung terduduk di kursinya, ya tidak percaya. Makanya buat saya, ngapain coba saya ini mau main-main. Saya ini 23 tahun berpenyakit seperti ini. Saya juga ingin sembuh, saya juga ingin normal seperti perempuan lainnya," katanya.

Yang lebih membuat geli dirinya, ujarnya, paranormal Ki Joko Bodo, yang bisa dikatakan terkenal di Indonesia saat ini, memilih mundur sebelum melakukan pengobatan. "Waktu itu saya dan adik angkat saya ini (Lilis, red) berada di Jakarta. Saat itu Ki Joko Bodo menghubungi saya, katanya mau melakukan pengobatan. Eh ternyata esok harinya dari waktu yang dijanjikan, dia membatalkan diri. Ki Joko Bodonya mengaku mundur menyerah," katanya tersenyum.

Saking menghebohkannya penyakit yang dideritanya itu, tak hanya di Indonesia, beberapa peneliti medis dari luar negeri ingin mengambil dirinya untuk dilakukan penelitian. Mulai dari Singapura, Belanda, Jerman dan Israel. Dan yang paling parah dari Israel, karena berusaha menculiknya dengan mendatangi langsung rumahnya di Kutim itu.

"Jadi rumah saya ini dikepung oleh beberapa orang dari mereka. Ya mau diculik itu. Ada perwakilan mereka yang mendatangi kalau saya mau dibawa ke Israel sana, untuk dijadikan penelitian. Saya ya langsung jawab tidak. Memangnya penyakit saya ini apa? Barang atau bahan penelitian. Alhamdulillah berkat bantuan kakak saya dan warga di sini, saya tidak jadi diboyong ke Israel," tuturnya.

Kini menurutnya, aktivitas yang ditekuninya sejak dulu adalah mengajar anak-anak di salah satu taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kutim. Kedekatan perempuan berusia 46 tahun ini dengan anak-anak tersebut, membuat dirinya sudah tidak mau lagi mengurusi penyakit yang dideritanya.

"Saya kalau mau meninggalkan Kutim ini, mungkin sudah lama. Terutama itu Mama Dedeh, selalu telepon saya untuk tinggal saja di Jakarta bersama dirinya. Tapi saya tidak mau, karena saya tidak mau meninggalkan anak-anak PAUD yang sudah menyatu dengan saya," ujar Kepala Sekolah di Taman PAUD tersebut.

Kesembuhan total, ditambahkannya, tentu tetap diharapkannya. Namun jikapun tidak dan itu sudah merupakan pemberian Allah SWT, maka Noorsyaidah mengaku, menerima apapun yang kini dialaminya. "Barangkali dari penyakit saya ini lah saya mendapatkan anugerah bisa ketemu Mama Dedeh, Ki Joko Bodo, Tukul Arwana dan berbagai orang lainnya. Kan artinya kita sekarang bersyukur saja kepada Allah SWT," tambahnya menutup pembicaraan. (Muhammad Khaidir)


0 Komentar untuk "Manusia Kawat Mau Diculik Israel"

Back To Top