Produk lokal bukan berarti hanya dipasarkan di lokalan. Meski lokal selera tetap nasional. Bahkan produk lokal tidak jarang sampai mendunia.
Omong-omong soal lokal, Gugat berkesempatan mengenal Disc Jockey (DJ) lokal Samarinda, Joana. DJ jebolan Disco X River (DXR) Samarinda ini ternyata memiliki banyak talenta dan dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuannya. Berbekal-utak atik lagu remix menjadi irama yang ajojing, Joana resmi menyandang gelar DJ entertain Samarinda.
“Ah tidak berlebihan seperti itulah, porsiku masih baru. Aku sih sudah mahir tapi bukan DJ kelas kakap,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya di Jalan Juanda Samarinda. Gadis yang terlahir 24 tahun silam itu, memiliki cita-cita tinggi. Dia tidak mau menjadi DJ sembarang DJ. Berbekal ilmu yang diturunkan pakar DJ Samarinda, Vian DXR, Joana ingin merambah dunia entertainment hingga ke Ibu Kota.
“Iya pastilah, cita-citaku memang pengen banget jadi DJ profesional. Tentu yang memiliki jam terbang yang tinggi pula. Dari lokal bukan berarti aku stag di sini ‘kan? wajib hukumnya untuk terus bergeliat di bidang yang aku sukai. Ini duniaku dan aku enjoy di dalamnya,” kata gadis yang memiliki kaki jenjang nan mulus menggoda ini.
Mulanya, kata dia, berbekal hobi mendengarkan lagu, menghanyutkan Joana untuk terus mendalami irama keras. Dia gemar mengoleksi lagu-lagu berirama keras seperti underground. Tapi saat rasa manja menghampiri, Joana akan beralih mendengarkan genre musik R&B.
“Tergantung mood, tapi secara pribadi aku suka dengan musik keras seperti underground. Nah kalau lagi mellow pasti dengerin yang lembut-lembut. Dari situ aku terus larut dan akhirnya menjatuhkan diri menjadi DJ,” serunya tertawa.
Perempuan bertubuh langsing ini menuturkan dirinya memulai kariernya menjadi DJ baru sejak awal 2014. Dia kenal dengan teman yang mahir dalam remixser, selanjutnya hasratnya timbul ingin menjadi DJ yang terkenal. Mulailah dia belajar DK di DXR dan bertekad menjadi DJ yang mampu membangkitkan gejolak irama musik R&B.
“Aku percaya, tekadku akan membawaku pada kesuksesan. Aku memang masih baru, tapi semangatku tidak pernah goyah. Diatasku banyak DJ yang sudah mahir, dan aku harus bisa seperti mereka. Untuk itu, aku tidak mau berhenti belajar,” ungkapnya.
Sebenarnya, lanjut dia, hasrat menjadi DJ tidak direstui oleh kedua orangtuanya. Mereka menganggap kehidupan DJ adalah kehidupan dunia malam yang liar. Sehingga putri ke 6 dari 9 bersaudara ini pun kerap dilarang untuk menghadiri sekolah DJ.
“Pasti orangtua melaranglah. Tapi aku tipikal orang yang susah dilarang. Kalau dilarang ya makin penasaran. Jadinya malah melenceng dan sekarang mau tidak mau orangtua sudah memberi restu,” ujarnya tersenyum.
Tidak hanya itu, pandangan miring seputar kehidupan DJ yang kerap menjadi buah bibir masyarakat, tidak pernah Joana indahkan. Kebiasaan pulang pagi, malah menjadikan dia pribadi yang mandiri.
“Pasti tetangga ada mencibir, kenapa Joana hobinya pulang pagi. Mereka pasti bertanya-tanya, Joana sedang apa dan siapa sih Joana ini. Tapi aku sih enjoy, ini duniaku aku murni seorang DJ dan bukan gadis malam,” tandasnya.
Dari situ, Joana terus membuktikan, DJ merupakan pekerjaan yang halal. Kalaupun ada yang melenceng, kata dia, itu dari pribadi masing-masing. “Aku harus buktikan bahwa DJ tidak semua itu jelek, seperti apa kata sindiran orang orang. Menjadi seorang DJ adalah sebuah kesenangan tersendiri, bisa membuat rileks, santai, nyaman bahkan bisa mengobati stres,” ungkapnya.
Perempuan berkulit kuning langsat ini, hingga sekarang masih menuntut ilmu dalam bidang genre musik R&B. Kalau biasanya dia hanya menggoyang café-café kelas atas, kini dia sudah mulai masuk tempat hiburan malam (THM). Bahkan pekan lalu, Joana berhasil menggoyang para clubber di Mitra Pub & Café di Jalan Pulau Irian Samarinda.
“Beberapa waktu lalu main di Mitra, nanti harus bisa merambah yang lain seperti Crown dan Dejavu. Pokoknya enggak boleh berhenti sampai di sini, terus melaju dan fokus,” tegasnya.
Dengan pengalaman dan kemampuan DJ cantik ini, dia sudah mampu bekerja dengan menghidupi kebutuhannya sehari hari. “Kalau untuk pendapatan, Alhamdulillah. Tapi masalah gaji, pstttttt…. Enggak boleh kesebut deh. Intinya sekarang sudah cukuplah untuk biaya hidup sehari-hari,” lanjutnya sambil senyum kecil.
Terkait alasan mengapa memilih menjadi seorang DJ, gadis berkaki jenjang itu berawal dari pertemuannya dengan sekumpulan DJ lokal yang manggung di sebuah café di Samarinda. Dengan percaya diri Joana menyapa salah satu DJ dan meminta alamat lengkapnya untuk kemudian ikut terjun langsung ke dalamnya.
“Ya gitu PD aku nanya-nanya dan ketemu sama Bang Vian. Dari abang itu, akhirnya talentaku terasah dan aku bisa berkarir di sini,” sebutnya. Meski sudah menyandang gelar DJ, Joana tetap bertekad menjadi DJ yang baik. Dia berjanji akan tetap menghormati adat ketimuran, dan akan mengharumkan nama Indonesia melalui kemampuan DJ-nya hingga ke luar negri. “Aku akan menjadi DJ yang baik. Aku berjanji, aku tetap Joana yang dulu. Agama dan nasihat orangtua adalah prinsipku. Kedepan aku akan menjadi lebih jago dan lebih berwawasan lagi,” sebutnya.
YOVANDA, SAMARINDA
Produk lokal bukan berarti hanya dipasarkan di lokalan. Meski lokal selera tetap nasional. Bahkan produk lokal tidak jarang sampai mendunia.
Omong-omong soal lokal, Gugat berkesempatan mengenal Disc Jockey (DJ) lokal Samarinda, Joana. DJ jebolan Disco X River (DXR) Samarinda ini ternyata memiliki banyak talenta dan dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuannya. Berbekal-utak atik lagu remix menjadi irama yang ajojing, Joana resmi menyandang gelar DJ entertain Samarinda.
“Ah tidak berlebihan seperti itulah, porsiku masih baru. Aku sih sudah mahir tapi bukan DJ kelas kakap,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya di Jalan Juanda Samarinda. Gadis yang terlahir 24 tahun silam itu, memiliki cita-cita tinggi. Dia tidak mau menjadi DJ sembarang DJ. Berbekal ilmu yang diturunkan pakar DJ Samarinda, Vian DXR, Joana ingin merambah dunia entertainment hingga ke Ibu Kota.
“Iya pastilah, cita-citaku memang pengen banget jadi DJ profesional. Tentu yang memiliki jam terbang yang tinggi pula. Dari lokal bukan berarti aku stag di sini ‘kan? wajib hukumnya untuk terus bergeliat di bidang yang aku sukai. Ini duniaku dan aku enjoy di dalamnya,” kata gadis yang memiliki kaki jenjang nan mulus menggoda ini.
Mulanya, kata dia, berbekal hobi mendengarkan lagu, menghanyutkan Joana untuk terus mendalami irama keras. Dia gemar mengoleksi lagu-lagu berirama keras seperti underground. Tapi saat rasa manja menghampiri, Joana akan beralih mendengarkan genre musik R&B.
“Tergantung mood, tapi secara pribadi aku suka dengan musik keras seperti underground. Nah kalau lagi mellow pasti dengerin yang lembut-lembut. Dari situ aku terus larut dan akhirnya menjatuhkan diri menjadi DJ,” serunya tertawa.
Perempuan bertubuh langsing ini menuturkan dirinya memulai kariernya menjadi DJ baru sejak awal 2014. Dia kenal dengan teman yang mahir dalam remixser, selanjutnya hasratnya timbul ingin menjadi DJ yang terkenal. Mulailah dia belajar DK di DXR dan bertekad menjadi DJ yang mampu membangkitkan gejolak irama musik R&B.
“Aku percaya, tekadku akan membawaku pada kesuksesan. Aku memang masih baru, tapi semangatku tidak pernah goyah. Diatasku banyak DJ yang sudah mahir, dan aku harus bisa seperti mereka. Untuk itu, aku tidak mau berhenti belajar,” ungkapnya.
Sebenarnya, lanjut dia, hasrat menjadi DJ tidak direstui oleh kedua orangtuanya. Mereka menganggap kehidupan DJ adalah kehidupan dunia malam yang liar. Sehingga putri ke 6 dari 9 bersaudara ini pun kerap dilarang untuk menghadiri sekolah DJ.
“Pasti orangtua melaranglah. Tapi aku tipikal orang yang susah dilarang. Kalau dilarang ya makin penasaran. Jadinya malah melenceng dan sekarang mau tidak mau orangtua sudah memberi restu,” ujarnya tersenyum.
Tidak hanya itu, pandangan miring seputar kehidupan DJ yang kerap menjadi buah bibir masyarakat, tidak pernah Joana indahkan. Kebiasaan pulang pagi, malah menjadikan dia pribadi yang mandiri.
“Pasti tetangga ada mencibir, kenapa Joana hobinya pulang pagi. Mereka pasti bertanya-tanya, Joana sedang apa dan siapa sih Joana ini. Tapi aku sih enjoy, ini duniaku aku murni seorang DJ dan bukan gadis malam,” tandasnya.
Dari situ, Joana terus membuktikan, DJ merupakan pekerjaan yang halal. Kalaupun ada yang melenceng, kata dia, itu dari pribadi masing-masing. “Aku harus buktikan bahwa DJ tidak semua itu jelek, seperti apa kata sindiran orang orang. Menjadi seorang DJ adalah sebuah kesenangan tersendiri, bisa membuat rileks, santai, nyaman bahkan bisa mengobati stres,” ungkapnya.
Perempuan berkulit kuning langsat ini, hingga sekarang masih menuntut ilmu dalam bidang genre musik R&B. Kalau biasanya dia hanya menggoyang café-café kelas atas, kini dia sudah mulai masuk tempat hiburan malam (THM). Bahkan pekan lalu, Joana berhasil menggoyang para clubber di Mitra Pub & Café di Jalan Pulau Irian Samarinda.
“Beberapa waktu lalu main di Mitra, nanti harus bisa merambah yang lain seperti Crown dan Dejavu. Pokoknya enggak boleh berhenti sampai di sini, terus melaju dan fokus,” tegasnya.
Dengan pengalaman dan kemampuan DJ cantik ini, dia sudah mampu bekerja dengan menghidupi kebutuhannya sehari hari. “Kalau untuk pendapatan, Alhamdulillah. Tapi masalah gaji, pstttttt…. Enggak boleh kesebut deh. Intinya sekarang sudah cukuplah untuk biaya hidup sehari-hari,” lanjutnya sambil senyum kecil.
Terkait alasan mengapa memilih menjadi seorang DJ, gadis berkaki jenjang itu berawal dari pertemuannya dengan sekumpulan DJ lokal yang manggung di sebuah café di Samarinda. Dengan percaya diri Joana menyapa salah satu DJ dan meminta alamat lengkapnya untuk kemudian ikut terjun langsung ke dalamnya.
“Ya gitu PD aku nanya-nanya dan ketemu sama Bang Vian. Dari abang itu, akhirnya talentaku terasah dan aku bisa berkarir di sini,” sebutnya. Meski sudah menyandang gelar DJ, Joana tetap bertekad menjadi DJ yang baik. Dia berjanji akan tetap menghormati adat ketimuran, dan akan mengharumkan nama Indonesia melalui kemampuan DJ-nya hingga ke luar negri. “Aku akan menjadi DJ yang baik. Aku berjanji, aku tetap Joana yang dulu. Agama dan nasihat orangtua adalah prinsipku. Kedepan aku akan menjadi lebih jago dan lebih berwawasan lagi,” sebutnya.
YOVANDA, SAMARINDA
Admin
June 01, 2014
Admin
Bandung Indonesia
Previous
Jaga Hati Jaga BodyRELATED POSTS
Rita Incar Golkar Kaltim Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE …
Siapa Berani Lawan Rita? Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE …
Desa Yang Terancam Lenyap Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE …
Sayang Anak Keluarga Penguasa Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE …
Rita Maju, Said Amin Maju Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE …
0 Komentar untuk "Enjoy Pulang Pagi"