Adanya rencana pemanggilan Banggar yang akan dilakukan Kajari rupanya
membuat sebagian Anggota Banggar DPRD Bontang kompak memilih bungkam.
Padahal di tahun itu para anggota Banggar sempat kencang menolak
usulan hibah ke HMTB. Salah satu anggota Banggar yang diwawancarai Gugat Nursalam enggan berkomentar.
“Oh ke ibu ketua saja ya. Kan beliau juga ketua Banggar,” kata politikus
Partai Golkar itu.
Setali tiga uang dengan Salam, anggota Banggar lainnya Pauzan Akhsan
tak banyak bicara. Alasan dia bukan Anggota Banggar pada saat pengalokasian
dana ke HMTB saat itu pun dilontarkan. “Saya ‘kan baru-baru ini saja menjadi
anggota Banggar. Jadi saya juga belum mau komentar. Silahkan tanya ke
teman-teman Banggar lainnya ya,” kata dia.
Sementara itu, Ketua DPRD Bontang Neni Moernaini
juga belum mau berkomentar banyak terkait rencana pemanggilan Kajari terhadap
anggota Banggar. Hanya saja kata dia, kala itu dirinya dan anggota Banggar sudah sempat menolak saat membahas anggaran
2011 dan 2012 untuk hibah umrah. Hal tersebut ada di notulen rapat dan terbukti
dengan tidak ditandatanganinya evaluasi APBD 2012 ke gubernur dan evaluasi
Permendagri. Dijelaskan Neni, sejak 2011-2012, secara kelembagaan DPRD tidak
pernah menyetujui program itu.
“Pada saat Banggar di 2011, Pemkot awalnya mengusulkan
dana Rp 200 juta dan dinaikkan menjadi Rp 600 juta untuk majelis taklim. Saya
tegas menolak bila digunakan untuk umrah. Dikatakan oleh TAPD (tim anggaran
pemerintah daerah,Red) itu bukan untuk umrah
tapi untuk pembinaan majelis taklim,” jelas Neni.
Kemudian pada tahun anggaran 2012, lanjut Neni,
Pemkot menganggarkan kembali dana untuk majelis taklim sebesar Rp 200 juta
namun direvisi menjadi Rp 600 juta.
“Waktu itu saya marah, kok dianggarkan lagi? Saya tidak setuju. Tiba-tiba masuklah di buku
APBD. Saya protes waktu itu dan saya tidak tandatangani evaluasi ke gubernur
APBD 2012,” kata Neni. Secara pribadi, Neni katakan, ia menolak penganggaran
dua kali berturut-turut.
Namun pemerintah mengklarifikasi aturan bahwa anggaran
tidak boleh dua kali berturut-turut baru diberlakukan di tahun 2012. Sehingga
di 2012 tidak masalah dianggarkan lagi.
“Dokumen Permendagri sampai sekarang tidak mau
saya tandatangani sebagai bukti bahwa Banggar tidak pernah menyetujui umrah.
Kalau ternyata ada umrah berarti pemerintah membohongi DPRD,” tutupnya. ALI
AKBAR, BONTANG
0 Komentar untuk "Banggar DPRD Bontang Merasa Dibohongi"