Masa bakti Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi masih
menyisakan 15 bulan lagi. Namun perebutan posisi orang nomor satu di Kota
Minyak ini mulai menghangat. Terlebih ada kemungkinan pelaksanaan pilkada
dipercepat.
MASIH segar diingatan Rizal Effendi
kala dia dilantik sebagai kepala daerah. Tepatnya 28 Mei 2011 di Balikpapan
Sport and Convention Center (BSCC/Dome), mantan wartawan ini diambil sumpahnya
sebagai Wali Kota periode 2011-2015. Ditemani oleh Heru Bambang yang menduduki
posisi wakil wali kota, Rizal berhasil memimpin Balikpapan selama lima tahun.
Tidak tanggung-tanggung, lebih dari 60 persen suara
pemilih warga Balikpapan berhasil dia kumpulkan dalam pilkada kala itu.
Rizal-Heru yang didukung enam partai besar, yakni Golkar (partai pengusung
Rizal Effendi), Demokrat (partai pengusung Heru Bambang), PDI-P, Gerindra, PBB,
PAN, PKB dan PKNU (saat ini tidak lolos verifikasi KPU) berhasil mengumpulkan
129.807 suara.
Pasangan politikus itu otomatis mengalahkan tiga lawan
politiknya, yakni pasangan Syukri Wahid dan Usman yang diusung PKS, PDK serta
PIS (dua partai ini tidak lolos verifikasi pada 2013) dengan jumlah suara
69.348 suara. Lalu ada pasangan Bambang Edyono dan Fachruddin yang diusung PPP,
Hanura, PBR, Partai Merdeka, PKPB, PPRN, PDP, PPIB, PMB, dan Partai Kedaulatan
yang hanya meraih 8.737 suara. Sementara satu-satunya pasangan independen,
Hakim-Wahidah, yang merupakan pasangan suami-istri, ini jumlah suara yang lebih
tinggi, yakni 11.175 suara.
Tak terasa, riuh politik pilkada 2011 hampir berakhir.
Kini Rizal yang nyaris sepuluh tahun berkantor di Balai Kota, Jalan Jenderal
Sudirman, Balikpapan Kota, harus menyudahi masa kepemimpinan sebagai orang
nomor satu di Balikpapan. Ya, sebelum
menjadi wali kota, Rizal sempat menduduki posisi wakil wali kota mendamping
Imdaad Hamid, yang merupakan Wali Kota Balikpapan periode 2001-2011.
Masa jabatan duet pasangan yang dulu dikenal dengan
slogan “Responsif-Humanis” ini masih setahun lagi. Namun keduanya dikabarkan
sudah tak akur lagi. Aroma persaingan memperebutkan posisi eksekutif di
Balikpapan kian meyeruak, seiring dengan usulan Rizal Effendi untuk memajukan
pilkada Balikpapan pada 2015 ini.
Usulan tersebut terlontar setelah pertemuan seluruh
kepala daerah yang berasal dari Partai Golkar dengan DPP pada awal tahun ini.
Dalam pertemuan tertutup itu, salah satu hasilnya adalah Golkar akan
mengusulkan untuk mempercepat pilkada bagi daerah yang akan menggelar pilkada
di bawah bulan Juni 2016. Tentunya pilkada tersebut akan digelar serentak pada
akhir tahun 2015 bersama dengan 204 daerah lain, yang masa jabatan kepala
daerahnya telah berakhir. “Kami belum tahu keputusannya seperti apa. Tapi
kemungkinannya sangat kuat Balikpapan akan bergabung dengan 204 daerah,”
katanya kepada Gugat, pekan
lalu.
Mengapa demikian? Karena menurut Rizal, jika Balikpapan
tidak memajukan pilwali, akan berdampak pada kekosongan jabatan wali kota, yang
akan diisi oleh pelaksana tugas (Plt). Posisi tersebut, kemungkinan besar diisi
oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Sayid MN Fadli yang merupakan orang “nomor tiga”
di Pemkot Balikpapan. Posisi tersebut akan diisi selama dua tahun, sembari
menunggu pilkada serentak tahap kedua, yang dijadwalkan akan digelar pada tahun
2018.
“Kasihan plt-nya terlalu lama. Makanya Golkar menyadari
itu, dengan mengusulkan memajukan pilkadanya, termasuk di sini (Balikpapan),”
kilah Rizal.
Jika memang dilaksanakan pada akhir 2015, maka masa
jabatan pasangan Rizal-Heru akan terpotong selama enam bulan. Namun kata Rizal
, dia harus legawa tidak dapat
menyelesaikan sisa masa jabatannya itu. Namun jika, dirasa tidak memungkinkan
masa, pihak Golkar memiliki opsi lain bagi Pilkada Balikpapan. “Kalau waktunya
tidak cukup, kami akan usul Februari 2016, setelah menunggu pengesahan Perppu
Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota,”
terangnya.
Ketika ditanya mengenai kesiapannya untuk maju kembali
dalam pilwali Balikpapan mendatang, kader Partai Golkar ini tidak berkomentar
banyak. Dia tidak ingin berspekulasi lebih dini, dan lebih memilih menunggu
keputusan dari partai tempat dia bernaung. “Yang pasti (saya) daftar dulu lah.
Tahap pertama ‘kan itu. Kami tunggu keputusan Golkar saja, karena mereka
(Golkar) yang menentukan lewat survei,” ucap pria berkumis tipis ini.
Dia pun tak ingin terburu-buru menentukan siapa yang akan
menemaninya dalam pilwali mendatang. Rizal tak ingin melangkahi “Parta
Beringin” dan menunggu pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 selesai dilakukan
oleh DPR RI. Karena menurut informasi yang berkembang dalam Perppu tersebut,
wakil wali kota dipilih langsung oleh wali kota terpilih. Namun muncul opsi
lainnya, yakni mengembalikan aturan yang sebelumnya, yakni wali kota dan
wakilnya tetap satu paket dalam pilkada. “Semangat yang ada pada teman-teman di
Pusat (DPR RI), ya mengembalikan aturan itu. Tapi kita tunggu saja apa
hasilnya,” tutur ayah tiga anak itu.
Walaupun enggan berkomentar mengenai siapa yang akan
mendampinginya dalam pilwali nanti, berkembang kabar, bahwa Rizal telah
membangun komunikasi dengan salah satu pengusaha kondang di Kota Minyak.
Pengusaha itu bernama Rahmad Mas’ud. “Kalau penjajakan semua kami jajaki.
Segala hal bisa terjadi, karena banyak kader pemimpin potensial di Balikpapan,”
ungkapnya.
Sementara itu Heru Bambang pun mengaku akan mencalonkan
diri dalam pilwali mendatang. Tak tanggung-tanggung, ketua DPC Partai Demokrat
Balikpapan itu pun langsung membeber siapa “orang nomor dua” yang akan
mendampinginya dalam perebutan tahta orang nomor satu di Balikpapan itu. “Saya
pribadi akan nyalon dengan Pak Rahmad
(Rahmad Mas’ud),” katanya ketika ditemui Gugat pekan lalu.
Heru mengaku sudah ada pembicaraan serius dengan Rahmad mengenai
pencalonannya dirinya dalam pilwali mendatang. Dan peluang bahwa keduanya akan
berpasangan dalam pesta demokrasi Balikpapan nanti mencapai 95 persen. “Sudah
ada pembicaraan dengan saya. Kami ini sahabat, keluarganya (Rahmad Mas’ud) dan
saya juga baik semua. Yang jelas di antara kami berdua tidak ada yang
mencederai aggrement yang sudah kami
sepakati,” ungkapnya.
Alasan Heru memilih Rahmad Mas’ud sebagai pasangannya,
lebih karena pengusaha perkapalan Balikpapan memiliki rasa sosial yang tinggi
terhadap masyarakat. Selain itu, pandangan ke depan untuk membangun Kota
Balikpapan juga di miliki oleh Rahmad Mas’ud. Sehingga dirasa sangat cocok
untuk mendampingi dirinya.
“Pandangan kami sama. Pemimpin itu adalah pahlawan yang
harus berani, tahan kritikan, dan tahan banting. Apa yang dilakukan untuk
rakyat, juga harus bermanfaat. Itulah yang dimiliki oleh Pak Rahmad,”
paparnya.
Dari segi partai pengusung, Demokrat diakui Heru memang
belum mengumumkan siapa yang akan didukung dalam pesta demokrasi Balikpapan
nanti. Pasalnya, elit parpol Pusat kata Heru sedang melakukan “survei rahasia”
mengenai peta politik yang ada di Balikpapan. “Secara diam-diam para ketua
partai di Jakarta sedang mengadakan survei. Informasi yang saya dapat,
survei-nya dilaksanakan bulan depan menunggu pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun
2014,” terang Heru.
Walaupun demikian, apapun hasil survei nanti dirinya akan
menerimanya. Termasuk jika pilihan partai untuk tidak mengusungnya dalam
pilwali Balikpapan mendatang. “Ya saya harus legawa. Berarti saya tidak disenangi rakyat. Tak usah
dipermasalahkan. Kita tunggu saja hasil survei-nya nanti,” katanya. (RIKIP
AGUSTANI)
0 Komentar untuk "BEREBUT TUAN TAJIR"