-->

Menggugat Ketidakadilan

Siapa Berani Lawan Rita?




Putusan apakah Pilkada digelar langsung atau dikembalikan ke DPRD belum final. Namun hiruk-pikuk di beberapa daerah di Kaltim jelang hajatan lima tahunan itu sudah mulai terlihat. Dari 10 kabupaten/kota, Kutai Kartanegara akan membuka Pilkada di Kaltim, yakni Mei 2015. Nama Rita Widyasari, sang petahana, hampir bisa disebut tak punya lawan.

Dulu sebelum perdebatan antara Pilkada langsung dan tidak langsung mengemuka, setahun dan bahkan dua tahun sebelum dilaksanakan Pilkada dimaksudkan, perpolitikan sudah mulai ramai. Tak terkecuali di Kukar. Namun entah imbas dari perdebatan itu atau karena sang petahana Bupati Rita masih akan mencalonkan diri, hiruk-pikuk itu seperti kurang terdengar. 

Dari peta kekuatan politik di Kukar saat ini, memang tak dapat dipungkiri Rita yang juga ketua DPD Partai Golkar Kukar seperti tak tersaingi. Jika pun Pilkada  dilaksanakan tak langsung atau dikembalikan ke DPRD, dominasi kursi Golkar yang dipimpinnya di lembaga legislatif sungguh sangat signifikan. Golkar memiliki 19 dari 45 kursi di DPRD Kukar. Itu artinya Rita susah ditahan untuk melenggang mulus kembali merengkuh kursi bupati Kukar untuk kedua kalinya. Hanya butuh 4 kursi tambahan untuk menahbiskannya sebagai pemenang. 

Pun jika Pilkada dilaksanakan langsung, masyarakat tampaknya tetap akan menjatuhkan pilihannya kepada Rita. Bukan sebagai petahana saja, pada 4 tahun lalu, Rita memenangi Pilkada langsung. Apatah lagi saat tengah berkuasa.

Dalam catatan Gugat, selama anak perempuan mantan Bupati Kukar Syaukani HR itu memimpin, Kukar sebagai kabupaten terkaya di Indonesia punya prestasi lumayan bagus. Kukar mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi baik lokal maupun bertaraf nasional. Bahkan untuk anggaran APBD Kukar yang selama ini tidak pernah mendapatkan opini baik di mata Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), selama dipimpin Rita, opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) itu mampu diraihnya. 

Rita sendiri ketika dikonfirmasi akan hal itu mengatakan, dirinya memang menyatakan diri kembali akan bertarung dalam Pilkada Kukar 2015 mendatang. Kendati mengaku tak pernah memikirkan akan menang kembali atau memiliki target apapun, namun keputusan untuk mencalonkan kembali karena didorong akan banyak hal. Salah satunya yang paling utama yakni yang dirasakannya selama ini ternyata belum cukup untuk membangun Kukar seperti yang dicita-citakannya.

"Jujur ya, saya tidak pernah target apapun, apakah itu mau menang ataupun kalah. Saya menurutkan kata hati saya saja. Dan kata hati saya menuntun saya bahwa saya harus kembali mencalonkan sebagai Bupati Kukar untuk kedua kalinya. Ya bismillah," kata Rita.
Maju kembali, diakuinya karena banyak aspirasi masyarakat yang tetap menginginkan dia kembali memimpin Kukar lima tahun ke depan. Alasan mereka semua, dikhawatirkan ketika nantinya bupati berganti selain dirinya, maka beberapa program unggulan yang telah dirasakan langsung masyarakat Kukar selama ini, tidak akan berjalan dan bahkan berganti.

"Nah ada masyarakat yang sampai meminta dengan sangat supaya jangan sampai saya tidak mencalonkan lagi. Melihat fakta seperti ini kan saya tidak mungkin menolaknya. Apalagi masyarakat langsung yang memintanya. Karena itu tadi, hampir semua masyarakat khawatir kalau saya berganti, maka program yang mereka rasakan berubah," ujarnya.

Soal imbas kurang pedenya para bakal calon lain dalam Pilkada Kukar karena Rita maju, doctor lulusan Malaysia ini membantahnya. Menurutnya itu asumsi yang tidak benar, dia berharap tetap akan ada calon lain yang menjadi pesaingnya, sehingga proses demokratisasi di Kukar benar-benar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

"Saya tidak mau takabbur, tidak adanya calon lain karena barangkali saat ini belum muncul saja. Sekali lagi tidak benar kalau saya dikatakan sangat mendominasi dan lantas menutup kran demokrasi buat calon lain untuk ikut Pilkada Kukar," ujarnya.

Tapi bukankah fakta dan kondisi saat ini menyatakan, hampir tak ada nama kuat selain dirinya di Kukar? Soal ini Rita lagi-lagi membantahnya tegas. "Jangan buat isu-isu yang tidak benar deh ya. Rumor itu sangat menyesatkan. Saya yakin banyak calon lain yang akan bermunculan," ujarnya.

Dia berharap, dirinya maupun siapapun nantinya terpilih sebagai bupati Kukar, harus lah yang benar-benar mengabdi untuk Kukar, bukan hanya yang haus akan kekuasaan.
"Ya saya mengatakan ini karena jujur saya selama ini benar-benar mengabdi, yang penting rakyat saya mendapatkan kesejahteraan. Insya Allah, amin," tambahnya.

***
Fenomena Pilkada Kukar menurut pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Prof Sarosa Hanungpranoto sebenarnya cukup menarik untuk diikuti. Pasalnya, hingga saat ini belum juga muncul calon lain untuk bersaing dengan sang petahana Bupati Kukar Rita Widyasari yang telah menyatakan diri kembali akan mencalonkan diri. Padahal kalau diperhitungkan, calon lain masih akan berpeluang untuk menyaingi Rita, tergantung metodologi ataupun caranya memikat hati masyarakat Kukar.

"Mengapa saya katakan menarik, karena sebegitu superiornya Rita saat ini. Jika nantinya justru calon lain yang mampu memenangkan Pilkada Kukar, kan itu menjadi fenomenal buat kita semua. Intinya sebenarnya, semua masih punya peluang, hanya tergantung cara dan metodenya itu seperti apa," kata Sarosa.

Dikatakannya, Rita memang saat ini tak bisa dipungkiri sebagai bupati yang terbilang sukses dalam membangun Kukar. Itu terbukti dari berbagai penghargaan yang mampu diraihnya dan pendapat dari beberapa masyarakat yang menilai Rita sebagai sosok pemimpin yang mampu memimpin kabupaten kaya tersebut.

Hanya saja bagi calon lain, tidak berarti Rita tak punya celah dan kelemahan. Dalam pemetaan politik tentu calon lainnya nanti harus memiliki peta tersendiri dalam melawan Rita. 

"Namanya manusia pasti ada kelemahannya. Tapi kita tidak berarti mencari kelemahan atau kekurangan orang, tapi ini adalah menyangkut strategi politik untuk memenangkan Pilkada," ujarnya. 

Sarosa berharap, superioritas Rita tidak lantas mematikan demokrasi di Kukar. Sebab demokrasi dibangun ketika terjadi dinamika politik. Khususnya Pilkada ketika hanya Rita seorang yang nantinya muncul ke permukaan sebagai calon Bupati, maka itu Pilkada Kukar tidak akan bisa digelar.

"Intinya itu kepada calon lain, janganlah kita langsung seperti orang kalah sebelum berperang. Tapi saya yakin dalam waktu dekat sudah akan bermunculan calon lain," tambahnya. (Muhammad Khaidir)





0 Komentar untuk "Siapa Berani Lawan Rita?"

Back To Top