Rayuan Hasbullah untuk Fahmi

Admin

Thursday, May 29, 2014

Sama-sama menjadi komisioner KPU Kutim pada periode kedua, Fahmi Idris dan Hasbullah tentu sangat paham lika-liku dan potensi kecurangan penyelenggaraan pesta demokrasi. Sangat boleh jadi, karena itulah pihak-pihak tertentu menggoyang integritas mereka. Terbukti, Hasbullah KO. Godaan rupiah tak bisa ditepisnya. Namun sumber media ini yang layak dipercaya menyebut, Hasbullah sebenarnya sempat mengajak Fahmi untuk bekerja sama dalam urusan penggelembungan suara ini. Sumber ini menyebut, Fahmi sempat curhat padanya soal ajakan Hasbullah tersebut. Tapi Fahmi disebutkan bergeming. Ia tak berani karena risikonya terlalu besar. Ketidakpemahamannya soal teknologi, termasuk mengutak-atik data di komputer jinjing boleh jadi salah satu alasan ia tak menerima ajakan Hasbullah. Namun ketika itu, Fahmi, masih kata sumber ini, tidak mengetahui persis modus operandi apa yang akan muncul dalam kecurangan di institusi yang dipimpinnya. Fahmi baru ngeh saat malam setelah rapat pleno rekapitulasi suara yang berujung kisruh. Fahmi disebutkan sempat mencecar Hasbullah, saat staf KPU menemukan data suara yang kacau, hasil utak-atik koleganya ini. Fahmi belum bisa dikonfirmasi soal kabar rayuan Hasbullah ini. Ia sempat ditunggu wartawan saat pleno suara Kutim di KPU Kaltim. Tapi seharian disanggong, Fahmi tak muncul. Dua nomor selulernya yang biasa dipakai tak aktif lagi. Menurut kabar, dua nomor ini telah disita aparat penyidik di kepolisian Kutim, dan diperiksa di Puslabfor Surabaya untuk pengembangan penyidikan kasus. Kuasa hukum Fahmi Abdul Rais yang dihubungi soal ini Jumat (9/5) siang menyatakan, kabar adanya rayuan Hasbullah kepada Fahmi baru didengarnya dari media. Ia akan menanyakan kepada kliennya soal rayuan yang tampaknya salah alamat ini. Jumat sore, melalui pesan pendek, Abdul Rais menyatakankarena pertanyaan media ini soal ajakan Hasbullah kepada kliennya sudah menyangkut materi perkara yang sedang berjalan, ia dan kliennya untuk sementara tidak dapat berkomentar apapun. Ini agar tidak dianggap memengaruhi proses penyidikan atau penuntutan yang sedang ditangani kepolisian dan kejaksaan. LAPORAN: ALI AKBAR, SABIR IBRAHIM, ISMET RIFANI